PROFIL JOGJA

JOGJAKARTA
Berbagai julukan yang sering dilontarkan untuk Kota Yogyakarta seperti Kota Perjuangan, Kota Pariwisata, Kota Pelajar, Kota Budaya, dan yang paling populer yaitu Kota Gudeg, memang bukanlah tanpa alasan. Peran Kota Yogyakarta untuk Indonesia memang sangat besar terutama pada masa sebelum dan sesudah kemerdekaan. Maka tidaklah berlebihan jika Pemerintah pusat memperbolehkan penggunaan nama daerahnya memakai sebutan DIY sekaligus statusnya sebagai Daerah Istimewa. Status Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa berkenaan dengan runutan sejarah Yogyakarta, baik sebelum maupun sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

STRUKTUR:
Gubernur: Sri Sultan HB X
Wakil Gubernur: G.P.A.A PAKU ALAM IX
Sekretaris Daerah: Ir. Tri Harjun Ismail, Msc

Sebagai Daerah Otonom, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk dengan Undang-Undang Nomor: 3 Tahun 1950 jo Nomor : 19 tahuin 1950 terbagi dalam 5 Daerah Tingkat II yang terdiri satu daerah Kota Madya dan empat Kabupaten masing-masing :
a.Kota Madya Yogyakarta, terdiri dari 14 Kecamatan dan 45 Kelurahan.
b.Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman, terdiri dari 17 Kecamatan dan 86 Desa.
c.Kabupaten Daerah Tingkat II Bantul, terdiri dari 17 Kecamatan dan 75 Desa.
d.Kabupaten Daerah Tingkat II Kulonprogo, terdiri dari 12 Kecamatan dan 75 Desa.
e.Kabupaten Daerah Tingkat II Gunung Kidul, terdiri dari 18 Kecamatan dan 144 Desa.
LETAK GEOGRAFIS DIY
Letak Astronomi Daerah Istimewa Yogyakarta pada 7°15- 8°15 Lintang Selatan dan garis 110°5- 110°4 Bujur Timur, dengan batas wilayah:
· Sebelah Barat Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
· Sebelah Barat Laut Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
· Sebelah Timur Laut Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
· Sebelah Timur Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah
· Sebelah Selatan Samudera Indonesia.
Luas Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta 3.185,80 km2 terdiri atas Kota Yogyakarta 32,50 km2 , Kabupaten Sleman 574,82 km2 , Kabupaten Bantul 506,85 km2 ,Kabupaten Kulon Progo 586,27 km2,Kabupaten Gunung Kidul 1485,36 km2.

IKLIM
a. Temperatur
Temperatur harian rata-rata berkisar antara 26,6°C sampai 28,8° C sedang temperatur minimum 18° C dan maximum 35°C.
b. Kelembaban Udara
Kelembabab udara rata-rata 74 % dengan kelembaban minimum 65 % dan maximum 84 %.
c. Curah hujan
Curah hujan bervariasi antara 3 mm sampai 496 mm. Curah hujan diatas 300 mm terjadi pada bulan Januari, Pebruari, April. Curah hujan tertinggi 496 mm terjadi pada bulan Pebruari dan curah hujan terendah 3mm samapi 24 mm terjadi pada bulan Mei sampai Oktober. Curah hujan tahunan rata-rata 1855 mm.

KEADAAN ALAM
· Disebagian utara seluas lebih kurang 4 % tanah miring (kelanjutan dari gunung berapi) dengan sifat-sifat: wilayah hujan, kaya akan mata air dan sangat subur.
· Dibagian selatan/barat seluas lebih kurang 7 % dari barat ke arah selatan dengan ketinggian semakin rendah berakhir pada daratan pantai alluvial dengan sifat tanah: wilayah hujan, banyak mata air.
· Dibagian tengah seluas 41 % merupakan tanah datar/ngarai dengan sifat tanah cukup subur, jaringan pengairan baik dengan penduduk yang padat.
Tipe Tanah
· Tanah Regosal/vulkanis muda yang terletak antara sungai Progo dan sungai Opak (di Kabupaten Sleman dan Bantul)
· Tanah Latosol dan Inargalit terletak di atas batu kapur terdapat di daerah Gunung Kidul dan perbukitan Kabupaten Bantul serta Kabupaten Kulonprogo.
· Tanah Alluvial dan Regosal terdapat di sepanjang selatan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulonprogo.
KEPENDUDUKAN 
Jumlah penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan registrasi tahun 1991 sebanyak 3.004.046 jiwa. Pada tahun 1995 jumlah penduduk tercatat sebanyak 3.154.265 jiwa dengan perincian; Kota Yogyakarta 466.313 jiwa, Kabupaten Sleman 794.101 jiwa,Kabupaten Bantul 740.535 jiwa,Kabupaten Kulonprogo 428.630 jiwa dan Kabupaten Gunung Kidul 724.685 jiwa.Kepadatan penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta rata-rata 990.10 jiwa/km22 (Sumber data: Kantor Statistik DIY)